Sabtu, 06 Agustus 2011

makalah gerak refleks


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Gerak refleks merupakan gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Gerak refleks akan berhubungan dengan saraf-saraf yang ada dalam tubuh. Secara normal seseorang pasti akan mengalami gerak reflkes, jika tidak,maka seseorang itu mengalami gangguan pada sistem sarafnya. Jadi jika orang tidak mengalami gerak refleks karena adanya rangsang yang tiba-tiba, maka  pada tubuh terjadi patologis pada sistem sarafnya. Sedangkan saraf merupakan hal yang penting dalam tubuh karena merupakan pusat koordinasi kegiatan tubuh. Maka berawal dari pentingnya saraf  bagi tubuh ini, kami membuat makalah tentang gerak releks, karena gerak refleks pada manusia dapat menjadi salah satu patokan apakah sistem saraf pada suatu individu itu mengalami patologis atau tidak.
1.2  Rumusan masalah
1.2.1                    Apakah yang dimaksud saraf?
1.2.2                    Bagaimana pembagian susunan saraf pada tubuh manusia?
1.2.3                    Bagaimana anatomi sistem saraf ?
1.2.4                    Bagaimana fisiologi sistem saraf?
1.2.5                            Bagaimana mekanisme terjadinya gerak refleks?
1.3  Tujuan
1.3.1                    Untuk menjelaskan pengertian saraf
1.3.2                    Untuk  menjelaskan pembagian susunan saraf pada tubuh manusia
1.3.3                    Untuk menjelaskan anatomi sistem saraf
1.3.4                    Untuk menjelaskan fisiologi sistem saraf
1.3.5                    Untuk menjelaskan mekanisme terjadinya gerak refleks







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Saraf
Saraf merupakan salah satu organ yang berfungsi menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuha (syaiffudin,2006:274). Dengan pertolongan saraf kita dapat menerima rangsangan dari luar pengendalian pekerjaan otot. Adapun yang disebut dengan sel saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari sebuah badan sel yang disebut perikarion, berisi nucleus. Di dalam sitoplasma perikarion terdapat badan-badan yang disebut substansi nissel. Dari perikarion keluar prosesus yang menghantarkan rangsangan yang disebut dendrit. Sedangkan prosesus yang menghantarkan rangsangan keluar dari perikarion disebut akson. Jumlah akson hanya satu.
Simpei myelin yang berlekuk-lekuk  disebut nodus renvier di dalam saraf perifer. Akson dan dendrit tergabung dalam jaringan ikat yang disebut endoneurium, dan bergabung menjadi epineurium. Di luar susunan saraf terdapat selubung yang kedua, di luar selubung meilin terdiri dari sel-sel scwan.
Sel saraf menurut jenis rangsangannya meliputi sel saraf (sel ganglion) dan serabut saraf (neurit) atau akson. neuron terdiri dari gerigi yang disebut dendrite dan alat penghubung disebut neuron. Neurit atau akson merupakan bagian utama serabut saraf, yang disebut sumbu torak, dan bagian tengah disebut benang saraf.




2.2 Pembagian Susunan Sistem Saraf dalam Tubuh Manusia
 2.2.1 Susunan saraf pusat
            2.2.1.1 Sumsum tulang belakang (meduula spinalis)
            2.2.1.2 Otak
                        2.2.1.2.1 Otak besar
                        2.2.1.2.2 Otak kecil
                        2.2.1.2.3 Batang otak
2.2.2 Susunan saraf tepi (perifer)
            2.2.2.1 Susunan saraf somatic
            2.2.2.2 Sususnan sara otonom
                        2.2.2.2.1 Sususnan saraf simpatis
                        2.2.2.2.2 Sususnan saraf parasimpatis
           
2.3 Anatomi Sistem Saraf dalam tubuh manusia
            3.3.1 Otak
                        Otak adalah alat tubuh yang terpenting karena merupakan pusat computer dari semua alat tubuh. Saraf sentral yang terdapat dalam rongga otak (kranium) dibungkus selaput otak yang kuat yang disebut selaput meningen. Otak terletak di dalam kranium. Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak dalam. Otak depan terdiri dari hemisterserebri, korpus striatum, thalamus, dan hipotalamus. Otak tengah terdiri dari tegmentum, krus serebium, dan korpus kuadrigeminus. Sedangakn otak belakang terbadi atas pons varoli, medulla oblongata, dan serebelum. Fisura dan sulkus membagi hemister otak menjadi beberapa daerah. Korteks serebri terlipat tidak teratur. Lekukan di antara gulungan serebri disebut sulkus. Sulkus yang paling dalam membentuk fisura longitudinalis dn lateralis. Daerah atau lobus di bagi atas lobus frontalis, temporalis, parietalis, dan oksipitalis. Fisura longitudinal merupakan celah dalam bidang medial lateralis memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis sebelah anterior dan lobus parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis memisahkan lobus parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis juga memisahkan lobus frontalis dengan parietalis.

2.3.1.1  Meningen (selaput otak)
Meningen merupakan selaput otak yang membungkus otak dan sumsum tulang belakang. Meningen berfungsi melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi(serebrospinalis), memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari tiga lapisan. Adapun lapisan itu adalah:
2.3.1.1.1        Dura mater (lapisan luar)
Merupakan selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat  kuat dan tebal. Di bagian tengkorak terdiri dari selaput tulang tengkorak dan dura mater propia di bagian dalam. Di dalam kanalis vertebrate kedua lapisan ini terpisah. Dura mater mengandung rongga yang mengalirkan darah vena dari otak. Rongga ini dinamakan sinis longitudinal superior, terletak di anatara hemister otak.
2.3.1.1.2        Arakhoid (lapisan tengah)
Merupakan selaput halus yang memisahkan dura mater dengan pia mater. Arakhoid berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf pusat. Medulla spinalis terhenti setinggi di bawah lumbal I dan II, terdapat kantong cairan , berisi saraf perifer yang keluar dari medulla spinalis. Lokasi ini dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbal.
2.3.1.1.3        Pia mater (lapisan dalam)
Merupakan selaput tipis pada jaringan permukaan otak. Pia mater berhubungan dengan arakhoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut trabekel. Di dalam rongga otak terdapat cairan serebrospinalis. Cairan ini bersifat alkani bening mirip plasma. Cairan serebrospinalis berfungsi untuk melembabkan otak dan medulla spinalis, melindungi alat-alat dalam medulla spinalis dan otak dari tekanan, melicinkan alat-alat dalam medulla spinalis dan otak.
                       
2.3.1.2  Serebrum (otak besar)
Merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak. Serebrum mengisi penuh otak bagian depan atas rongga tengkorak. Pada otak besar ditemukan lobus-lobus yaitu:
2.3.1.2.1        Lobus frontalis
Adalah bagfian dari serebrum yang terletak di depan sulkus sentralis.
2.3.1.2.2        Lobus frontalis
Adalah bagian yang terletak di depan sulkus sentralis.
2.3.1.2.3        Lobus temporalis
Adalah bagian di bawah lateral dari fisura serebralis dan di depan lobus oksipitalis.
2.3.1.2.4        Lobus oksipitalis yang mengisi bagian belakang serebrum.


2.3.1.3  Batang Otak
2.3.1.3.1 Diensefalon
Bagian batang otak paling atas terdapat diantara serebelum dengan mesensefalon. Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di bagian depan lobus temporalis terdapat kapsula interna dengan sudut menghadap ke samping.
Pada diensefalon terdapat dua bagian yaitu hipotalamus dan thalamus.hipotalamus berfungsi untuk mengontrol banyak fungsi homeostatis yang penting untuk mempertahankan stabilitas lingkungan. Sedangkan thalamus berfungsi umtuk pengolahan sensorik primitive.  Adapun fungsi dari diensefalon:
3.3.1.3.1 vasonkonstriktor yaitu mengecilkan pembuluh darah
2.3.1.3.2 Respiratori yaitu membantu proses persarafan
2.3.1.3.3 mengontrol kegiatan refleks
2.3.1.3.4 membantu kerja jantung
                                    2.3.1.3.2 Mesensefalon
Terdiri dari empat bagian yang menonjol ke atas. Dua disebelah atas disebut kopus  kuadrigeminus superior dan sebelah bawah korpus kuadrigeminus inferior. Serat saraf okulomotorius berjalan ke ventral di bagian medial. Serat nervus troklearis berjalan ke arah dorsal menyilang garis tengah ke sisi lain. Fungsinya :
2.1.3.2.1 membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata
2.3.1.3.2.2 memutar mata dan pusat pergerakan mata
2.3.1.3.3          Pons Varoli Brakium Prontis yaitu  menghubungkan mesensefalon dengan pons varoli dengan serebelum, terletak di serebelum diantara  otak tengah dan medulla oblongata. Disini terdapat premotoksit yang mengatur gerakan pernapasan dan refleks. Fungsinya :
2.3.1.3.3.1 penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga antara medulla oblongata dengan serebelum otak               besar.
                                                2.3.1.3.3.2 pusat saraf nervus trigeminus
2.3.1.3.4          medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoli dengan medulla spinalis. Bagian bawah medula oblongata merupakan persambungan medulla spinalis ke atas, bagian atas medulla oblongata yang melebar disebut kranalis sentralis di daerah tengah bagian ventral medulla oblongata. Fungsinya :
                                                2.3.1.3.4.1 mengontrol kerja jantung
                                                2.3.1.3.4.2 mengecilkan pembuluh darah ( vasokonstriktor)
                                                2.3.1.3.4.3 pusat pernapasan
                                                2.3.1.3.4.4 mengontrol kegiatan refleks.

                       
2.3.1.4  Serebelum
Serebelum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan serebelum oleh fisura transversalis dibelakangi  oleh pons varoli dan diatas medulla oblongata. Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan pusat koordinasi dan integrasi.
Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral yang disebut hemister. Serebelum berhubungan dengan batang otak melalui pendunkulus serebri inferior (korpus retiformi). Permukaan luar serebelum berlipat – lipat menyerupai serebelum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan serebelum ini mengandung zat kelabu.
Korteks serebelum dibentuk oleh subtansia grisea, terdiri darii tiga grandular dalam. Serabut syaraf yang masuk dan keluar dari serebrum harus melalui serebelum.
2.3.1.5  Saraf otak
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang luar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan dengan otot panca indra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Saraf  kepala terdiri dari:
2.3.5.1 nervus olfaktorius
sifatnya sensoris menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma, dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang keluar dari otak dibawah dahi, disebut lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini melalui lubang yang ada di tulang papis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel – sel panca indra.
2.3.5.2 Nervus optikus
            Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa rangsangan ke otak. serabut saraf yang datang dari sebelah kanan retina tiap – tiap mata terdapat di dalam optik kanan dan sebaliknya.
2.3.5.3 Nervus okulo motoris
            Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot – otot orbital (otot penggerak bola mata). Didalam saraf ini terdapat serabut – serabut otonom ( parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju kelekuk mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas. Selain itu mempesarafi otot miring atas mata dan otot lurus mata.
2.3.5.4 Nervus troklearis
            Sifatnya
Motoris mensafari otot – oto orbital. Saraf pemutar mata yang pusuatnya terletek dibelakang pusat saraf penggerak mata dan saraf penggerak mata masuk kedalam lekuk mata menuju orbital miring atas mata.
2.3.5.5 Nervus trigenius
            Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai tiga cabang, fungsinya sebagai saraf kembar tiga. Saraf ini merupakan otak terbesar yang mempunyai dua akar saraf besar yang mengandung serabut saraf penggerak. Tiga saraf cabang tersebut:
            2.3.5.5.1 Nervus oftalmikus
Sifatnya sensoris, mensarafi kulit kepala bagian depan kelopak mata atas, selaput lender kelopak mata, dan bola mata.
            2.3.5.5.2 Nerfvus maksilaris
Sifatnya maksilaris, mensarafi gigi gigi atas, bibir atas, palatum, batang hidung, dan sinus kasilaris.
2.3.5.5.3        Nervus mandibularis
Sifatnya majemuk. Serabut motorisnya mensarafi otot- ototnya pengunyah. Serabut sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu. Serabut rongga mulut dan lidah dapat membawa rangsangan cita rasa ke otak.
                                    2.5.5.6 Nervus abdusen
Sifatnya motoris, mensyarafi saraf – saraf orbital. Fungsinya sebagai saraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah bawah jembatan pontis menembus selaput otak selatursika. Sesudah sampai di lekuk mata lalu menuju ke otot lurus sisi mata.
                                    2.5.5.7 Nervus fasialis
Sifatnya majemuk, serabut – serabut motorisnya mensarafi otot – otot lidah dan selaput lendir rongga mulut. Di dalam saraf ini terdapat serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap. saraf ini keluar di sebelah belakang dan beriringan dengan saraf pendengar.
                                    2.5.5.8 Nervus Auditorius
Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari pendengaran dan dari telinga ke otak. fungsinya sebagai saraf pendengar.   saraf ini mempunyai dua kumpulan serabut saraf yaitu koklea disebut akar tengah. Saraf tengah untuk mendengar pintu halaman (vestibulum), disebut akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan.
                                    2.5.5.9 Nervus glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), ia mensarafi faring, tonsil, dan lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citarasa ke otak. Dalamnya mengandung saraf – saraf otonom. Fungsinya sebagai saraf lidah tekak karena saraf ini melewati lorong di antara tulang belakang dan karang. Terdapat dua buah simpul saraf yang di atas sekali dinamakan ganglion petrosum atau ganglion bawah. Saraf lidah tekak berhubungan dengan nervus – nervus fasialis dan saraf simpatis ranting 11 untuk ruang faring dan tekak.
                                    2.5.5.10 Nervus Vagus
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris ), mengandung serabut-serabut saraf motorik, sensorik dan parasimpatis faring, laring, paru-paru, esophagus, gaster, intestium minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini keluar dari sumsum penyambung dan terdapat di bawaj saraf lidah tekak.
                                    2.5.5.11 Nervus asesorius                  
Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleido mastoid dan meskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan. Terbagi atas dua bagian, bagian yang berasaldari otak dan bagian yang berasal dari sumsum tulang belakang.
                                    2.5.5.12 Nervus hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai saraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung, akhirnya bersatu dan melewati lubang yang terdapat di sisi foramen oksipital. Saraf ini juga memberikan ranting – ranting pada otot yang melekat pada tulang lidah dan otot lidah.
Saraf otak
Urutan saraf
Nama saraf
Sifat saraf
Memberikan saraf untuk  dan fungsi
I
Nervus olfaktorius
Sensorik
Hidung sebagai alat penciuman
II
Nervus optikus
Sensorik
Bola mata untuk penglihatan
III
Nervus okulomotssoris
Motorik
Penggerak bola mata dan mengangkat kelopak mata
IV
Nervus troklearis
Motorik
Mata, memutar mata dan penggerak bola mata
V
Nervus trigeminus
N. oftalmikus
N. maksilaris
N. mandibularis
Motorik dan sensorik
Motorik dan sensorik
Sensorik
Motorik dan sensorik
-
Kulit kepala dan kelopak mata atas
Rahang atas, palalutum dan hidung
Rahang bawah dan lidah
VI
Nervus abdusen
Motorik
Mata, penggoyang isi mata
VII
Nervus fasialis
Sensorik dan motorik
Otot lidah menggerakkan lidah dan selaput lendir rongga mulut
VIII
Nervus auditoris
Sensorik
Telinga, rangsangan pendengaran
IX
Nervus glosofaringeus
Sensorik dan motorik
Faring, tonsil, dan lidah, rangsangan citarasa
X
Nervus vagus
Sensorik dan motorik
Faring, laring, paru-paru dan esofaus
XI
Nervus asesorius
Motorik
Leher, otot leher
XII
Nervus hipoglosus
Motorik
Lidah, citarasa, dan otot lidah


2.3.2        Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan bagian sususna saraf pusat yang terletak di dalam kanalis vetrebalis bersama ganglion radiks posterior yang terdapat pada setiap foramen intervetebralis terletak berpasangan kiri dan kana. Organ ini mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian kepala. Di mulai dari bagian bawah medulla oblongata setinngi korpus vertebrate servikalis I, sampe ke korpus vertebrate lumbalis I dan II.
Dalam medula spinalis keluar 31 pasang saraf yaitu:
                        2.3.2.1 Servikalis: 8 pasang
                        2.3.2.2 Torakalis : 12 pasang
                        2.3.2.3 Lumbalis : 5 pasang
                        2.3.2.4 Sakralis   : 5 pasang
                        2.3.2.5 Koksigial : 1 pasang
Penyebaran semua sel saraf medulla spinalis dimulai dari torakalis I sampe lumbalis III, mempunyai cabang-cabang saraf yang akan keluar sel saraf perifer.
2.4                            Fisiologi Susunan  Sistem Saraf
Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti konstraksi otot, peristiwa visceral yang berubah dengan cepat, menerima ribuan informasi dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintergrasikannya untuk menentukan reaksi yang harus di lakukan tubuh. Membran sel bekerja sebagai suatu sekat pemisah yang amat  efektif dan selektif antara cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler. Di dalam ruangan ekstraseluler, di sekitar neuron, terdapat cairan dengan kadar ion natrium dan klorida. Sedangkan dalam cairan intraseluler terdapat kalium dan protein yang lebih tinggi. Perbedaan komposisi dan kadar ion-ion di dalam dan di luar sel mengakibatkan timbulnya suatu potensial membran. Dalam keadaan istirahat cairan ekstraseluler adalah elektro-positif dan cairan intraseluler adalah elektro-negatif.
2.4.1        Gelombang Depolarisasi
Suatu rangsangan pada membrane neuron setempat mengakibatkan perubahan permeabilitas membrane sehingga ion-ion natrium dapat mengadakan difusi masuk ke dalam neuron ( akson). Masuknya ion natrium bermuatan positif ke dalam neuron menyebabkan membran tersebut menjadi positif di dalam dan negative di luar. Demikian juga sebaliknya peristiwa ini disebut depolarisasi. Sel saraf dapat menghantarkan impuls saraf dalam satu arah yaitu kearah tubuh sel (dendrit) atau menjauhi tubuh sel neuron (akson) bergantung pada tempat rangsangan.
2.4.2        Pengolahan Informasi
Informasi yang masuk akan menjadi reaksi motorik yang tepat. Sedangkan informasi sensoris yang tidak penting akan di buang. Bila informasi sensoris penting telah di pilih akan di salurkan kedalam daerah motorik otak yang tepat untuk menimbulkan reaksi yang diinginkan. Peranan sinaps dalam mengolah informasi adalah sebagai penghubung satu neuron dengan neuron berikutnya, untuk mengatur penghantaran isyarat dan menentukan arah penyebaran isyarat saraf di dalam sistem saraf.
2.4.3        Penyimpanan  Informasi
Merupakan proses daya ingat dan fungsi sinaps, yaitu setiap kali suatu saraf sensoris tertentu melalui serangkaian sinaps.
2.4.4        Tingkat Utama Sistem Saraf
2.4.4.1  Tingkat medulla spinalis
Isyarat-isyarat sensoris yang dihantarkan melalui saraf spinalis dalam tiap segmen medulla spinalis dapat menimbulkan reaksi motorik setempat didalam segmen tubuh. Informasi diterima dari segmen-segmen yang berdekatan. Pada dasarnya semua reaksi motorik medulla spinalis bersifat otomatis sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris. Disamping itu terjadi pola reaksi khusus yang di sebut refleks.
2.4.4.2  Tingkat otak lebih rendah
Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur dalam daerah otak yang lebih rendah.
2.4.5        Sinaps
Celah sinaps merupakan hubungan antara satu sel saraf dengan sel saraf yang lain tempat terjadinya pemindahan impuls. Sinaps dibagi menjadi tiga yaitu:
2.4.5.1  Sinaps interneuronal yaitu hubungan kontak fungsional antara dua neuron.
2.4.5.2  Sinaps neuromuscular yaitu hubungan kontak fungsional antara satu neuron dengan satu sel otot atau sattu serat otot.
2.4.5.3  Sinaps neuroglandular yaitu hubungan kontak antara satu neuron dengan satu kelenjar.
2.4.6        Sinaps Kimiawi
Sinaps Kimiawi merupakan hubungan kontak fungsional antar neuron dalam susunan sistem saraf. Sinaps kimiawi disingkat dengan Sinapsis. Proses penghantaran impuls melalui sinaps harus mengikuti peristiwa fisika dan kimia dan proses sebelumnya yang menimbulkan potensial aksi di postsinaps. Penghantaran impuls melalui sinaps mudah di pengaruhi oleh obat-obatan dan zat kimia.
2.5   Gerak Refleks
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi tiba-tiba diluar kesadaran kita. Gerak refleks adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi lebih cepat dari gerak sadar. Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut:
2.5.1        Mekanisme Gerak Refleks
2.5.1.1  Organ sensorik yang menerima implus misalnya kulit.
2.5.1.2  Serabut saraf sensorik yang menghantarkan implus menuju sel – sel ganglion radiks posterior. Selanjutnya serabut sel tersebut akan meneruskan implus menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis.
2.5.1.3  Sumsum tulang belakang menghubungkan antara implus menuju kornum anterior medulla spinalis.
2.5.1.4  Sel saraf motorik menerima implus dan menghantarkan implus melalui serabutmotorik.
2.5.1.5  Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh implus saraf motorik.
      Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik antara berbagai organ yang terdapat pada tubuh manusia. Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar. Dengan adanya refleks tubuh, mampu mengadakan reaksi yang tepat terhadap perubahan diluar maupun didalam tubuh.
      Pada mekanisme gerak refleks, implus yang datang tidak akan sampai ke otak. Implus melalui saraf sensorik hanya sampai pada medulla spinalis saja yang kemudian dari medulla spinalis akan diteruskan ke saraf motorik sehingga terjadilah gerak refleks.
            2.5.2 Lengkung Refleks
Merupakan proses yang terjadipada refleks melalui jalan tertentu. Komponen yang dilalui refleks:
2.5.2.1  Reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan, yaitu kulit.
2.5.2.2   Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan implus menuju susunan saraf pusat (medulla spinalis-batang otak).
2.5.2.3  Pusat saraf atau pusat sinaps yaitu tempat integrasi masuknya sensoris dan dianalisis kembali ke neuron aferen.
2.5.2.4  Neuron eferen (motorik) menghantarkan implus ke perifer.
2.5.2.5  Alat efektor (serat otot atau kelenjar)
         Reseptor adalah struktur khusus yang peka terhadap bentuk energi tertentu dan dapat merubah energi menjadi aksi – aksi potensial listrik atau implus saraf.
2.5.3        Refleks dapat dikelompokkan dalam berbagai tujuan, yang dikelompokkan bedasarkan:
2.5.3.1  Letak reseptor yang menerima rangsangan:
2.5.3.1.1        Refleks ekstroseptif yaitu timbul karena rangsangan pada reseptor permukaan tubuh.
2.5.3.1.2        Refleks interoreseptif(viseroreseptif yaitu timbul karena rangsangan pada alat-alat dalam atau pembuluh darah.
2.5.3.1.3        Refleks proreseptif yaitu timbul rangsangan pada reseptor otot rangka, tendon, dan sendi untuk keseimbangan sikap.
2.5.3.2  Bagian saraf pusat yang terlibat:
2.5.3.2.1        Refleks spinal, melibatkan neuron di medulla spinalis.
2.5.3.2.2        Refleks bulbar, melibatkan neuron medulla oblongata.
2.5.3.2.3        Refleks kortikal, melibatkan neuron korteks serebri.
2.5.3.3  Jenis atau cirri jawaban
2.5.3.3.1        Refleks motorik, efektornya otot dan jawabannya relaksasi atau kontraksi otot.
2.5.3.3.2        Refleks sekretorik, efektor kelenjar dan jawaban peningkatan atau pengurangan secret kelenjar.
2.5.3.3.3        Refleks vasomotor, efektor pembuluhh darah dan jawaban berupa vasodilatasi atau vasokontriksi.
2.5.3.4  Timbulnya refleks
Refleks telah timbul sejak lahir, ada yang muncul setelah memenuhi persarafan yang diperlukan, dan refleks yang didapat selama makhluk hidup berkembang berupa pengalam hidup. Berdasarkan hal ini refleks dibagi menjadi:
2.5.3.4.1        Refleks tidak bersyarat, yaitu refleks yang dibawa sejak lahir.
2.5.3.4.2        Refleks bersyarat, yaitu refleks yang didapat melalui pengalaman hidup atau melalui proses belajar.
2.5.3.5  Jumlah neuron yang terlibat:
2.5.3.5.1        Refleks monosinaps
Melalui satu sianps dan dua neuron yang langsung berhubungan dengan saraf pusat.
2.5.3.5.2        Refleks polisinaps
Melalui banyak sinaps dan terdapat beberapa interneuron. Semua refleks lebih dari satu sinaps kecuali ferleks regang otot.
2.5.4        Waktu refleks
Waktu refleks merupakan masa pemberian rangsang dan timbulnya jawaban. Waktu refleks ditentukan oleh perlambatan saraf pusat, terutama apabila sinaps mengalami gangguan pada masing-masing bagian lengkung refleks.
2.5.5        Kekuatan refleks.
Kekuatan refleks ditentukan oleh kekuatan rangsangan serta lama pemberian rangsangan. Bila implus yang diberikan kuat, maka reseptor yang ditunjukan pun lebih banyak terlihat. Bila lebih banyak serat aferen yang meneruskan ke pusat akan lebih banyak serat eferen terlihat meneruskan kegiatan ke efektor yang akan mengakibatkan peninkatan jawaban efektor.




































BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
      Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi tiba-tiba diluar kesadaran kita. Gerak refleks adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi lebih cepat dari gerak sadar.  Pada saat terjadi gerak refleks implus yang datang hanya sampai pada medulla spinalis saja yang disampekan oleh saraf sensoris. Implus tidak sampai pada otak. Implus yang ada pada medulla spinalis diteruskan oleh saraf motorik yang kemudian terjadi efektor.
      Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik antara berbagai organ yang terdapat pada tubuh manusia. Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar. Dengan adanya refleks tubuh, mampu mengadakan reaksi yang tepat terhadap perubahan diluar maupun didalam tubuh.
3.2 Saran
Gunakan pengujian gerak refleks guna mengetahui fisiologi sistem saraf kita, terutama saraf medulla spinalis.



















DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar