Sabtu, 06 Agustus 2011

makalah kardiovaskuler


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Kardiovskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis).
 Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu.  

Satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain lewat makanan, penyakit jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung yang lemah sejak lahir (inherited heart disorder).
Dengan demikian makalah ini disusun guna menjelaskan tentang penyakit kardiovaskuler dan menjelaskan bagaimana pola makan dan gaya hidup yang sehat. Sehinnga angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler akan berkurang.
1.2 Rumusan maslah
1.2.1 Apakah Penyakit Cardiovaskular?
1.2.2 Apa saja Faktor Resiko Penyakit Cardiovaskular?
1.2.3 Bagaimana pengobatan Penyakit Cardiovaskular?
1.2.4 Bagaimana kriteria makanana yang bergizi?
1.2.4 Bagaimana kebutuhan gizi manusia?
1.2.5 Bagaimana pola makan penderita Penyakit Cardiovaskular?
1.2.6 Bagaimana mekanisme Diet yang seimbang untuk penderita penyakit kardiovaskuler?
1.2.7 Apakah daftar makanan untuk penderita penyakit kardiovaskuler? 
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan  Penyakit Cardiovaskular
1.3.2 Menjelaskan Faktor Resiko Penyakit Cardiovaskular
1.3.3 Menjelaskan bagaimana pengobatan Penyakit Cardiovaskular
1.3.4 Menjelaskan kriteria makanana yang bergizi
1.3.5 Menjelaskan pola makan penderita Penyakit Cardiovaskular
1.3.6 Menjelaskan mekanisme Diet yang seimbang untuk penderita penyakit kardiovaskuler
1.3.7 Menjelaskan daftar makanan untuk penderita penyakit kardiovaskuler 








BAB II
CARDIOVASCULAR DISEASE 
2.1 Penyakit Kardiovaskular (Cardiovascular Disease)
Cardiovascular Disease adalah nama untuk suatu kelompok penyakit yang mengenai jantung dan pembuluh darah. Contoh dari penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner (CHD), stroke, trombosis dan gangguan pembuluh darah perifer (PAD). CHD dan stroke, keduanya dapat disebabkan oleh penyumbatan dalam pembuluh darah.
Kardiovskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis). Satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain lewat makanan, penyakit jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung yang lemah sejak lahir (inherited heart disorder).
Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes mellitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, disiplidemia dan diabetes mellitas.

2.2 Faktor resiko penyakit  jantung
Faktor resiko adalah keadaan yang ada pada seseorang yang membuatnya lebih beresiko (berpeluang) menderita penyakit dibandingkan dengan orang lain yang ciri-cirinya sama, tetapi tidak memiliki keadaan itu.
            Penyakit jantung koroner sangat berhubungan dengan faktor resiko. Bila anda dapat mengendalikan faktor resiko tersebut, berarti anda memperbaiki kualitas hidup anda dan memperkecil resiko kambuh atau memberatnya penyakit.
Mengontrol faktor risiko koroner termasuk berhenti merokok untuk anda yang biasa merokok; mengontrol kadar kolesterol darah agar tidak melebihi nilai normal; mengawasi tekanan darah agar tetap normal; bila menderita diabetes diusahakan kadar gula tidak terlalu tinggi. Untuk yang kegemukan (obese) agar menurunkan berat badannya sampai berat badan ideal. Bagi anda yang dengan stress psikis tinggi agar dapat mengendalikan stress psikis tersebut. Semua ini dapat anda lakukan sendiri dengan kesadaran penuh, dan akan lebih baik lagi melalui konsultasi dengan dokter keluarga anda. Faktor resiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit jantung ialah:
2.2.1        Alkohol
Minum alkohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan resiko CVD.
2.2.2        Tekanan Darah
Takanan darah tinggi secara langsung dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya CVD.
2.2.3        Diabetes
Diabetes secara substansial dapat meningkatkan resiko CVD. Laki-laki dengan diabetes melitus tipe 2 memiliki resiko terkena CVD 2-4 kali lebih besar, dan resiko ini lebih tinggi lagi pada perempuan dengan penderita diabetes melitus tipe 2.
2.2.4        Makanan
Salah satu alasan mengapa angka kejadian CVD di Indonesia meningkat adalah gaya hidup yang berubah yang menyangkut kegiatan fisik dan kebiasaan makan yang kurang sehat. Dalam hal yang terakhir, konsumsi lemak tertentu - terutama lemak jenuh - meningkat, sedangkan konsumsi buah-buahan dan sayur mayur terlalu rendah. Konsumsi garam juga berada diatas tingkat yang dianjurkan
2.2.5        Olahraga
Laporan WHO tahun 2002 memperkirakan bahwa antara 1 hingga 24% dari CVD di negara-negara maju disebabkan oleh rendahnya tingkat olah raga (dibawah 2.5 jam kegiatan dengan intensitas sedang setiap minggu). Perubahan gaya hidup di Indonesia juga mengurangi kegiatan fisik
2.2.6        Kolesterol
Apabila terlalu banyak kolesterol dalam darah, maka kelebihannya akan terperangkap pada dinding pembuluh darah arteri. Seiring waktu, endapan ini akan bertambah dan menyumbat aliran darah. Proses ini disebut Atherosclerosis. Proses ini dapat terus berlanjut sampai sumbatan pembuluh darah semakin kuat, sehingga aliran darah terhambat dan darah menjadi lebih mudah menggumpal. Saat inilah mulai timbul keluhan kesehatan. Apabila endapan lemak ini terlepas dari dinding pembuluh darah, maka dapat menyebabkan pembuluh darah tersumbat secara total. Apabila terjadi pada pembuluh darah di jantung maka menyebabkan serangan jantung dan apabila terjadi di otak maka menyebabkan stroke.


2.3 Pengobatan Penyakit Jantung.
Ada sejumlah obat-obatan resep yang tersedia untuk pengobatan CVD, termasuk obat antiplatelet, anti-hipertensi (misalnya ACE inhibitor, AIIRA), obat penurun lipid, statin, beta blocker, diuretik, dan vasodilator.  Ada banyak pasien yang juga membutuhkan prosedur operasi seperti operasi by-pass pembuluh darah koroner.
             Meskipun ada sejumlah pengobatan yang telah terbukti efektif, pencegahan CVD jelas lebih baik.  Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi faktor-faktor resikonya yaitu menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, berhenti merokok, mengurangi minum alkohol dan lebih banyak berolah-raga. Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa obat-obat resep tertentu, yang telah terbukti mengurangi timbulnya CVD, juga dapat mencegah CVD.












BAB III
HUBUNGAN GIZI DENGAN CARDIOVASCULAR DISEASE 
3.1 Makanan Bergizi
Gizi berasal dari bahasa arab: “al gizai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Dapat juga diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Manusia sepanjang masa hidupnya memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrien dalam bentuk makanan yang berasak dari hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati).
Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, protein dan lemak yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.
Hidangan “gizi seimbang” adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Zat tenaga atau kalori diperlukan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang sebagian besar dibutuhkan dari bahan makanan sumber karbohidrat dan lemak serta sedikit protein. Zat pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).
Bahan makanan sumber zat tenaga dari karbohidrat, antara lain: beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, sagu, roti, mie, pasta` makaroni dan tepung-tepungan disamping gula murni, baik sukrosa, glukosa atau laktosa. Sedangkan bahan makanan sumber zat tenaga dari lemak antara lain: lemak hewani, minyak, santan, margarine dan mentega. Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewani antara lain: daging, ikan, ayam, telur, udang, kerang sari serta turunannya (seperti keju, yoghurt, dll).
Sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk proses  metabolismo atau bekerjanya fungsi organ tubuh. Selain itu, air juga diperlukan untuk proses metabolisme. Sedangkan serat juga dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk memberikan isi perut (bulky) dan membantu memperlancar proses buang air besar. Selain itu serat juga mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam usus. 
3.2 Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi tiap orang sangatlah berbeda-beda. hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor  yang sesalu menyertai manusia dalam menjalani kehidupanya.  dibawah ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang;
3.2.1 Umur:
3.2.2 Jenis Kelamin
3.2.3  Kondisi Tubuh Tertentu
3.2.4 Lingkungan 
3.3 Pola Makan Untuk Penderita Cardiovaskuler
Penyakit jantung kerap diidentikkan dengan penyakit akibat “hidup enak”, yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol. Hal ini semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makan siap saji alias junk food dalam kurun waktu satu dekade ini.
Tak dapat dimungkiri, junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia. Lihat saja berbagai gerai yang terdapat di mal-mal, selalu penuh oleh pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolesterol. Soium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalau banyak mengandung sodium,dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi lah yang dapat berpengaruh munculnya gangguan penyakit jantung.
Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi bnnyak kolesterol yang juga berperan akan munculnya penyakit jantung. Karena kolesterol yang mengendap lama-kelamaan akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga menggangu metabolisme sel otot jantung.
Meningkatnya jumlah junk food yang masuk ke pasar Indonesia pun memunculkan fenomena baru, yaitu obesitas atau berat badan berlebih. Masalah kegemukan ini juga makin banyak ditemui pada usia anak-anak. Tema ini pula yang diangkat untuk Hari Jantung Sedunia 2005 pada bulan September lalu, yang mengingatkan bahwa obesitas merupakan faktor resiko utamanya terjadinya penyakit jantung.
Pada penderita obesitas, jantung harus bekerja lebih keras agar dapat menyuplai darah ke seluruh tubuh. Secara signifikan hal ini dapat meningkatkan resiko penyakit jantung. Dengan makin banyaknya orang yang mengidap obesitas di usia dini, bukan tidak mungkin bila usia penderita penyakit jantung pun kian muda.
Kolesterol semdiri terdiri dari 2 jenis, yaitu High Density Lipoprotein (HDL) yang sering disebut kolesterol baik dan Low Density Lipoprotein (LDL), yang sering disebut kolesterol jahat. Metabolisme tubuh dan kinerja jantung akan terganggu bila kadar LDL dalam darah tubuh lebih banyak daripada kadar HDL. Patut diingat, bahan makanan yang tinggi kadar kolesterol antara lain kuning telur, otak, hati, paru, usus, kepiting dan kerang. Kolesterol tidak dapat bersirkulasi dalam darah sendirian, maka harus dibantu dengan suatu “kendaraan” yang disebut Lipoprotein. Lipoprotein ini ada 2 jenis :
3.3.1 LDL (Low Density Lipoprotein)
sering disebut dengan Kolesterol Jahat. Tugasnya membawa kolesterol ke seluruh tubuh termasuk ke pembuluh darah arteri. Semakin tinggi kadar LDL dalam darh maka akan semakin tinggi pula resiko terkena penyakit Kardiovaskular. Yang kedua yaitu
3.3.2 HDL (High Density Lipoprotein)
Dikenal dengan Kolesterol Baik. Tugasnya mengangkut kolesterol dari tubuh kita untuk dibuang melalui hati. Semakin rendah kadar HDL maka resiko penyakit Kardiovaskular semakin besar.
Trigliserida merupakan bagian dari “Lemak Jahat” yang harus diwaspadai. Seperti halnya LDL, kadar trigliserida yang tinggi dalam darah juga meningkatkan resiko penyakit Kardiovaskular.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah “gizi seimbang”, dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari “kuantitas” dan “kualitas” yang terdiri dari: Sumber karbohidrat,biji-bijian.Sumber protein hewani, ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu rendah/bebas lemak. Sumber protein  nabati, kacang-kacangan dan polong-polongan serta  hasil olahannya. Sumber vitamin dan mineral, sayur dan buah-buahan segar.
3.4 Diet Seimbang Untuk Penyakit Kardiovaskuler
Cara terbaik untuk menjaga tubuh dari serangan jantung adalah mengubah gaya hidup dengan menjalankan diet seimbang. Diet seimbang bisa juga dikatakan sebagai makanan seimbang, yaitu makanan sehari-hari yang mengandung berbagai zat gizi dalam jumlahdan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk hidup sehat secara optimal. Komposisinya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Fungsi zat gizi dalam tubuh adalah sebagai sumber energi (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) terutama untuk tumbuh kembang serta mengganti sel yang rusak dan sumber xat pengatur (vitamin dan mineral).
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah beras, jagung, sagu, ubi dan hasil olahannya. Sumber protein nabati dapat diperoleh dari tempe, tahu, kacang-kacangan, sedangkan protein hewani dari daging, telur, ayam dan ikan. Sedangkan sumber zat pengatur didapat dari sayur dan buah-buahan.
Kelengkapan asupan nutrisi dan gizi tersebut merupakan keharusan, untuk menajaga metabolisme tubuh tetap baik. Sedangkan jumlah dan banyaknya makanan yang dimakan tergantung dari umur, jenis kelamin dan aktivitas sehari-hari. Setidaknya, konsep makanan seimbang ini harus dimulai dari sekarang dengan menghindari berbagai makanan yang dapat meningkatkan kadar lemak dalam dan kolestrol dalam tubuh
Untuk menghindari penimbunan lemak dalam pembuluh darah, seseorang perlu menghindari lemak jenuh seperti lemak sapi, kambing, makanan bersanatan dan gorengan karena dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Lemak tak jenuh tunggal, yang mempunyai pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar kolesterol darah, terdapat pada minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak wijen dan minyak kelapa sawit. Sedangakan lemak tak jenuh ganda, yang berpengaruh terhadap penurunana kadar kolesteroldarah terdapat pada minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak bunga matahari dan minyak ikan.
Ingatlah untuk tidak pernah menggunakan minyak jelantah atau minyak yang digunakan berkali-kali, karena asam lemak tidak jenuh berubah menjadi asam lemak trans yang dapat meningkatkan lipoprotein LDL dan menuunkan lipoprotein HDL.
Konsumsi kacang-kacangan seperti kacang kedelai, ikan, dan biji bunga matahari yang mengandung asam lemak omega-3 (lenoleat) dan omega 6 (linoleat) harus ditingkatkan. Begitu pula dengan sayur, buah, jagung, ubi-ubian yang mengandung serat. Serat pada buah-buahan secara efektif dapat menurunkan kadar kolesterol LDL. Menurut Angelique DP, brand manager PT Nutrifood Indonesia, diet yang baikbagi jantung adalah diet yang rendah lemak dan tinggi serat.
Beberapa makanan tersebut di atas juga mengandung vitamin C dan E yang dapat mencegah jantung. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen dan merupakan factor positif untuk mencegah serangan jantung koroner. Kekurangan vitamin C menyebabkan kerusalan susunan sel arteri sehingga dapat terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis atau proses pengapuran dan penimbunan elemen kolesterol.
Sedangkan vitamin E merupakan antioksidan yang berperan mencegah terjadinya proses oksidasi dalam tubuh, di mana kolesterol LDL yang menembus dinding arteri dapat menyumbat pembuluh darah setelah mengalami oksidasi. Vitamin E dapat ditemukan di minyak nabati (minyak kedelai, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari), kacang-kacangan, biji-bijian dan padi-padian.
3.5 Daftar Bahan Pangan Untuk Penderita Penyakit Kardiovaskuler
3.5.1 Serelia, dan umbi-umbian serta hasil olahannya: beras, jagung, sorgum,      cantle, jail, sagu, ubi, singkong, kentang, talas, mie, roti, bihun, oat.
3.5.2. Sayuran: - Sayur daun: kangkung, bayam, pucuk labu, sawi, katuk, daun singkong, daun pepaya, daun kacang, daun mengkudu, dan sebagainya. - Sayur buah: kacang panjang, labu, mentimun, kecipir, tomat, nangka muda, dan sebagainya. - Sayur akar: wortel, lobak, bit, dan sebagainya.
3.5.3 Buah: jambu biji, pepaya, jeruk, nanas, alpukat, belimbing, salak, mengkudu, semangka, melon, sawo, mangga.
3.5.4 Kacang-kacangan dan hasil olahnya (tempe, tahu) serta polong-polongan.
3.5.5 Unggas, ikan, putih telur.
3.5.6 Daging merah, kuning telur.
3.5.7 Minyak, santan, lemak (gajih), jeroan, margarine, susu dan produknya. 3.5.8 Gula, garam



















BAB VI
PENUTUP

4.1 Saran
4.1.1 Makanlah aneka ragam makanan
Makan yang beraneka ragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizi dari berbagai makanan, yang menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
4.2.1 Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
4.2.3 Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan Energi
 Dianjurkan menggunakan sumber karbohidrat kompleks (padi-padian, umbi-umbian dan tepung-tepungan) daripada karbohidrat murni (gula).
4.2.4 Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan Energi
Lemak dan minyak berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K serta menambah lezatnya hidangan. Dianjurkan menggunakan lemak dan minyak nabati, karena mudah dicerna oleh tubuh.
4.2.5 Gunakan garam beryodium
Garam beryodium adalah garam natrium yang  iperkaya dengan kalium yodida, sebanyak 30-80 ppm. Setiap keluarga dianjurkan untuk menggunakan garam beryodium untuk memasak/mengolah makanan agar tidak terjadi Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).
4.2.6 Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi / Fe adalah salah satu unsur penting untuk membentuk hemoglobin (Hb) atau sel darah merah. Kurang zat besi dapat menyebabkan anemia. Sumber zat besi yang baik berasal dari makanan hewani (heme-iron) dibandingkan dari makanan nabati (nonheme-iron).
4.2.7 Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan zat gizinya lengkap, mengandung zat kekebalan dan memberikan ASI akan mempererat jalinan kash saying ibu dan bayinya.
4.2.8 Biasakan makan pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat karena memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
4.2.9 Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan bebas kuman dengan cara mendidihkan atau diproses dengan alat (air minum dalam kemasan). Fungsi air minum dalah tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme. Dianjurkan minum sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan menurunkan risiko penyakit ginjal.
4.2.10 Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses menua.
4.2.11 Hindari minum minuman beralkohol
Alcohol hanya mengandung energi, tanpa mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum alcohol dapat mengakibatkan: kurang gizi, penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan serta menyebabkan kecanduan.
4.2.12 Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan bebas dari kuma dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. 
4.2.13 Bacalah label pada makanan yang dilemas
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain. Hal tersebut sangat membantu konsumen pada saat memilih dan membeli makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan kondisi kesehatan konsumen.
4.3 Kesimpulan
Kardiovskular ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac) dan sisitem peredaran darah (Vaskular). Penyakit ini disebabkan karena ada penyumbatan dan penyempitan pembuluh arteri kororner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi (aterosklerosis).
Satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Selain lewat makanan, penyakit jantung pun dapat disebabkan oleh keadaan jantung yang lemah sejak lahir (inherited heart disorder).

2 komentar: