Sabtu, 06 Agustus 2011

seberapa pentingnya orang tua di mata kita?

Gini nda,ana punya crita nie buat antum semua.Cukup ringkas namun semoga bermanfaat dan berarti buat kehidupan antum.Penasaran gag penasaran kudu penasaran nda.,heheeee (*maksa beuud ya).Coba aja langsung tengok-tengok yuk nda!Selamat menyimak,let's go on.,.



Suatu hari ada seorang remaja bernama sartono (*nama samaran) sedang ngothak athik motornya yang sedang rusak bersama si tukijan (*nama samaran).Sartono terkenal orang yang ramah terutama kepada ibunya (*emm itu karena dia anak yatim,bapaknya sudah lama meninggal ketika sartono belum sekolah dulu dan sartono adalah anak semata wayang ibu) Kala itu si ibu hendak membeli sayuran di pasar,karena hari itu sedang panas-panasnya terik matahari di langit,maka si ibu meminta sartono agar berkenan mengantar si ibu ke pasar naik motor yang sedang di perbaikinya.
"nang,ibu di ter maring pasar njo nang tuku sayur nggo buko poso mengko sore,srengengene panas mbanget nang ibu ra betah nek panase kaya kie ngepit tekan pasar" (*nak,ibu diantar kepasar yuk nak beli sayur buat buka puasa ntar sore,mataharinya panas sekali nak ibu tidak betah kalau panasnya kaya gini buat naik sepeda sampai pasar)
"nggeh buk,kulo terke teng pasar,tapi mangke riyin nggeh,.,." (*ya buk,saya antar kepasar tapi ntar dulu ya.,.,) 
Belum sempat sartono menjawab,si ibu segera memotong perkataan sartono
"ojo mengko-mengko nang,selak tambah panas lho" (*jangan nanti-nanti,ntar tambah panas lho)
 "emm,nggeh buk nek ngoten,tapi helm.e mung wonten setunggal niku buk,pripun?" (*emm,baik buk kalau gitu,tapi helmnya cuma ada satu buk,gimana?)
"rak po,nek ana polisi ngko slendang.e ibu sing di kek.ke polisine aja motor.e,heeeeee" (*tidak apa,ntar kalau ada polisi biar selendang ibu yang dikasihkan ke polisinya,jangan motornya,heheeee)
diperjalan si ibu berkata pada sartono
"sar,mbok ra usah ngebut-ngebut.Ibu kie wedi nek numpak motormu banter-banter kaya kie.Wes ta di rem njug alon-alon bae sar" (*sar,jangan kencang-kencang.Ibu itu takut kalau naik motormu kencang-kencang kaya gini.Dah,di rem trus pelan-pelan aja sar)
"emm,nganu buk.Melaske si tukijan wonten dalem piyambakan,ben cepet tekan trus cepet kondur to buk,heheeee" (*emm,anu buk.Kasihan si tukijan di rumah sendirian,biar cepet sampai trus cepet pulang to buk,heheeee)
"ya wis nek ngono,emang melas si tukijan yo.Mengko kon buko poso bareng nang omah bae nang" (*ya dah kalau gitu,emang kasihan si tukijan ya.Ntar disuruh buka puasa bareng  di rumah aja nak )
 "buk,ibu.Niki helm.e kulo tolong copotke buk,trus di ngge ibu mawon.Sirah kulo gathel si buk nek ngagem helm niki" (*buk ibu.Ini helmnya tolong dicopot buk,trus di pake ibu aja.Kepala saya gatel si buk kalau pake helm)
"lha mengko nek ono polisi malah kecekhel tenan to nang?" (*lha ntar kalau ada polisi bisa kena to nak?)
"kan ajeng di paringi slendang.e ibu to?heheeeee" (*kan mau di kasih selendang ibu to?heheeee)
"ya wis,tak nggo ne kene" (*ya dah,tak pake mana)


Selang beberapa jam kemudian desa tempat sartono tinggal digegerkan sebuah berita tak terduga,sartono yang tadi mengantarkan ibunya mengalami kecelakaan di jalan sebelum ke pasar.Si ibu mengalami luka-luka saja namun naas nasib sartono,dia mengalami benturan di kepalanya cukup parah hingga maut menjemputnya. Si ibu begitu kehilangan anak semata wayangnya tersebut,anak yang dia banggakan tewas bersamanya dalam perjalanan mengantar ibu tercintanya.Namun tahukah antum apa yang lebih disedihkan oleh si ibu tadi?
ternyata kendaraan yang dipakai itu sedang di perbaiki remnya,belum sempat diperbaiki si ibu menuruh sartono untuk mengantarnya kepasar.Lebih sedihnya helm yang dikenakan sartono justru diberikan ibunya,hal tersebut pastinya agar si ibu tidak mengalami hal yang sama dengan sartono,minimal hanya luka saja.

Yups,setelah baca kisah ini ana mau tanya sama antum semua.Pernahkah antum berpikir untuk berkorban seperti itu pada orangtua antum?pernahkah antum dengan halusnya menerima permintan ibu walau hanya sekedar mengantarkannya kepasar,atau bahkan hanya disuruh menyapu rumah saja?kemungkinan 1:1000 saja orang yang mau menuruti kata-kata orangtua.Kenapa ana menanyakan hal ini pada antum semua,ana yakin hal yang ana lakukan sama dengan yang antum lakukan,yaitu menolak bahkan juga membentak perintah dari orangtua.Kemudian yang masih bergejolak dipikiran ana,kenapa terkadang kalau pacar kita sms untuk datang kerumahnya kita justru dengan siap sedia langsung tancap kerumahnya?Emmm,bukan maksud ana memberikan mainset yang berlebihan pada antum semua ya,walau kaya begini ana juga punya pujangga hati nda,heheee Itu semua karena ana juga merasakan dan melakukannya tatkala pujangga ana memohon-mohon buat berkunjung kerumahnya nda.Secara ana langsung pake baling-baling bambu ana tuk ke singgasana pujangga ana (*emang doraemon).
Orangtua kita hanya dua nda,kalau hilang satu kita sudah mendapat gelar yatim dari sang khalik,pa lagi kalau hilang keduanya gelar yatim piatu sudah pasti kita sandang.Sudahkah kita membuat mereka tersenyum dengan jerih payah dan pengorbanan kita?Namun justru yang ada adalah kita yang tersenyum bahkan terbahak-bahak dengan pengorban orang tua kita,kita begitu jarang tahu seberapa jauh orangtua mampu memberikan kita senyum,yang kita pikirkan hanyalah yang penting bisa happy walau orangtua bersusah payah menggaet rejeki di dunia ini,emm boleh singkat kata "tertawa di tangis orangtua".Na'udzubillah,padahal ALLAH sudah memerintahkan kita agar birulwalidayni pada kondisi apapun.Itulah kehidupan,terkadang kita lupa akan perintah ALLAH.

Semoga rangkaian kata diatas bisa membuat antum semua berpikir dua kali untuk menolak permintaan dan pertolongan orang tua kita,itu semua agar kita tidak menyesal ketika orangtua terbungkus kafan dan terbujur kaku didepan mata kita.Tidak ada senyum lagi dari mereka,tak ada lagi suruhan-suruhan yang datang dari orang tua kita lagi.Atau justru antum merasa puas tatkala tidak ada lagi orang yang menyuruh-nyuruh kita,tidak ada lagi orang yang bergembor-gembor pada kita?senangkah?banggakah?Na'udzubillah.Yang ada hanya tetesan air mata penyesalan yang tak kunjung usai dari kita ketika waktu itu menghampiri kelak.

Emmm,sekadar itu saja kata demi kata yang ana rangkai kali ini,semoga bisa menjadi motivator hidup antum semua di kemudian hari.
Bye-Bye :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar